Senin, Agustus 20, 2007

myideology



ISLAM PEMBELA ORANG - ORANG LEMAH
KH. Jalaluddin Rakhmat

Ini surat Makkiyah, terdiri dari tiga ayat, diturunkan setelah surat Al-‘Adiyat. Hubungan surat ini dengan surat sebelumnya (surat Al-Ma‘un), adalah bila Allah menjelaskan dalam surat terdahulu tentang orang yang mendustakan agama dengan empat macam sifat, yaitu al-bukhl (bakhil), tidak mau melakukan salat, riya, dan tidak mau memberikan pertolongan, maka dalam surat Al-Kautsar Allah menyebutkan sifat-sifat yang dikaruniakan kepada Rasulullah Saw. berupa kebaikan dan keberkahan. Disebut-kan bahwa beliau diberi Al-Kautsar, yang berarti kebaikan yang banyak, dorongan untuk melakukan salat dan membiasakan-nya, ikhlas dalam melakukannya dan bersedekah kepada kaum fuqara.

Asbâb al-nuzûl surat ini ialah sebagai berikut: Orang-orang musyrik Mekkah dan orang-orang munafik Madinah mencela dan mengejek Nabi Saw. dengan beberapa hal. Pertama, orang-orang yang mengikuti beliau adalah orang-orang dhu‘afa, sementara orang-orang yang tidak mengikutinya adalah para pembesar dan pejabat. Andaikan agama yang dibawakan itu benar, tentu pembela-pembelanya itu ada dari kelompok orang pandai yang memiliki kedudukan di antara rekan-rekannya. Pernyataan mereka seperti itu bukanlah hal yang baru. Dulu, kaum Nabi Nuh a.s. juga berkata demikian kepada nabi mereka. Dikisahkan dalam Al-Quran sebagai berikut: "Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: Kami tidak melihat kamu melainkan (sebagai) manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." (QS. Hud, 11:27).

Memang sudah begitu adanya, orang yang paling cepat memenuhi dakwah Rasul adalah para dhu‘afa. Itu disebabkan, di antaranya, karena mereka tidak memiliki harta sehingga tidak perlu takut hartanya akan tersia-siakan di jalan dakwah. Orang-orang dhu‘afa juga tidak memiliki pangkat atau kedudukan yang menyebabkan mereka takut akan kehilangan pangkat atau kedudukannya di hadapan kedudukan yang dikaruniakan oleh Shâhib Al-Da‘wah.

Kebersamaan para dhu‘afa itu memang tidak disenangi oleh para tuan dan pembesar. Sehingga, ketika kelak mereka masuk ke dalam agama Allah, mereka masuk dalam keadaan benci. Karena itu seringkali terjadi perdebatan antara mereka dan para rasul. Mereka berusaha untuk melenyapkan dan mengganggu pengikut-pengikut Rasul. Namun Allah menolong rasul-rasul-Nya, memperkuat dan memperkokoh mereka.

Sikap para pembesar seperti itu terjadi pula pada Rasul Saw. Karenanya, sungguh para pembesar telah menentang beliau karena kedengkian mereka kepada Rasul dan para pengikutnya yang ber-kedudukan rendah. Kemudian, ketika mereka melihat putra-putra Rasulullah meninggal, mereka pun berkata: "Terputuslah keturunan Muhammad, dan dia menjadi abtar." Mereka mengira wafatnya putra-putra Rasul itu sebagai aib, sehingga mereka mencela beliau dengan hal itu, dan berusaha memalingkan manusia dari mengikutinya. Apabila mereka melihat syiddah (kesulitan) yang turun kepada orang-orang Mukmin, mereka senang dan menunggu kekuasaan itu bergeser kepada mereka. Mereka berharap kekuasaan itu hilang dari kaum Muslim, sehingga kedudukan mereka yang sempat digoncang-kan oleh agama baru itu kembali lagi kepada mereka.

Atas dasar itu, surat Al-Kautsar ini turun untuk menegaskan kepada Rasul Saw. bahwa apa yang diharapkan oleh orang-orang kafir itu merupakan harapan yang tidak ada kebenarannya; untuk menggoncangkan jiwa orang-orang yang tidak mau menyerah dalam pendiriannya, yang tidak lembut tiang-tiangnya, orang-orang yang berkepala batu; untuk menolak tipuan orang-orang musyrik dengan sebenar-benarnya; dan untuk mengajarkan kepada mereka bahwa Rasul akan ditolong, sementara pengikut-pengikut-nya akan memperoleh kemenangan.

Kamis, Agustus 16, 2007

Lawan !! capitalism

KITA TERTINDAS

kita tertindas.
teraniyaya, terkapar, berlumur darah
kita dibodohi
disuap, ditakut-takuti, diancam, diperah

Musuh kita kita memang kuat, kejam, tak berhati
dan perang melawan mereka pun...
tuk sekedar pertahankan
apa yang bersemayan di sanubari

Mengapa pula tidak kita perangi diri ini
melawan keinginan, membela harga diri
sbagai manusia

ekspresijiwa

Cinta...

Tuhan...
Saat aku menyukai seorang teman
ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir

Tuhan..
ketika aku merindukan seorang kekasih
rindukanlah aku pada yang rindu Cinta Sejati-Mu
agar kerinduanku terhadap -Mu semakin menjadi

Tuhan..
jika aku mesti mencintai seseorang
temukanlah aku dengan yang mencintai-Mu
agar bertambah kuat cinta ku pada-mu

Tuhan...
ketika aku sedang jatuh cinta
jagalah cinta itu
agar tidak melabihi cintaku pada-Mu

Tuhan..
ketika aku berucap "aku cinta padamu"
biarlah kukatakan pada yang hatinya tertaut pada-Mu
agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

sebagaimana orang bijak berucap...
mencintai seseorang bukanlah apa-apa
dicintai seseorang adalah sesuatu
dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
tapi dicintai oleh Sang Empunya Cinta adalah segalanya

renunganpingirjalan

Lucu

Lucu... bagaimana uang seribu rupiah nampak begitu besar
ketika kita sumbangkan ke masjid
dan begitu kecil saat kita belanjakan di pasar

Lucu.. betapa lama rasanya satu jam beribadah kepada Allah
dan betapa sebentarnya waktu 60 menit
untuk bermain bola, memancing atau nonton tv

Lucu.. betapa beratnya membaca Al Quran
dan betapa mudahnya membaca 200-300 halaman novel terkenal

Lucu.. bagaimana kita mempercayai apa kata koran
namun mempertanyakan apa kata Qur'an

Lucu.. bagaimana kita kehilangan kata-kata saat berdo'a
dan betapa lancarnya ketika mengobrol dengan teman

dan begitulah..
hal-hal lucu tak selamanya menjadi hiburan bagi jiwa kita
karena ada juga hal-hal lucu yang perlu kita renungi

bukankah ini lucu?

Rabu, Agustus 15, 2007




Assalamu'alaikum..
Saya mohon maaf kepada para pembaca, karena belum sempat mengupgrade log ini, jadi yaa..
masih acak-acakan. sebagian tulisan yang ada di log ini adalah hasil copy dari beberapa log lainya. Sorry banget lagi-lagi aku belum sempat nulis... :-)

Selasa, Agustus 07, 2007

Nuklir Untuk Rakyat


Oleh: Dina Y. Sulaeman

Isu nuklir Iran seolah tak ada habisnya. Ahmadinejad ber-”keras kepala”, Barat pun ngotot. Embargo sudah dilancarkan. Saling ancam pun sudah terjadi. Barat (baca: Amerika) mengancam akan menyerang Iran; Leader Iran, Ayatullah Khamenei pun bersuara keras, “Jika AS nekad menyerang Iran, semua kepentingan AS di seluruh dunia juga akan terancam.”

Bagaimana di dalam negeri Iran sendiri? Saat ini, di Iran justru berkembang hal yang kontra-produktif buat Amerika. Semakin deras desakan Amerika agar Iran menghentikan pengayaan uraniumnya, justru rakyatnya semakin bersemangat untuk mendukung pemerintahnya untuk meneruskan usaha nuklir tersebut. Inilah poin yang sangat menarik dari isu nuklir di Iran: kekompakan nasional. Ketika Presiden Iran Ahmadinejad untuk pertama kalinya mengumumkan secara resmi di Kota Mashhad (11/4/06) bahwa Iran berhasil memperkaya uranium sebesar 3,5 persen, Rafsanjani (yang nota bene, saingan berat Ahradinejad dalam pemilu) juga menyampaikan pengumuman serupa beberapa hari sebelumnya saat berkunjung ke Kuwait dan Suriah.

Hadad Adil, ketua parlemen, juga selalu menyelipkan topik nuklir damai Iran dalam berbagai lawatan ke luar negeri (dalam istilah DPR kita: studi banding) yang dilakukannya.

Sementara itu, di dalam negeri, sejak Ahmadinejad menjadi presiden, isu nuklir selalu saja menjadi salah satu topik dalam khutbah-khutbah Jumat dan dalam pidato presiden pada berbagai kunjungan kerjanya ke berbagai kota. Hampir semua channel televisi, dengan cara sendiri-sendiri, berusaha menjelaskan apa itu nuklir dan apa pentingnya nuklir bagi bangsa Iran, dengan cara yang sederhana. Sentimen nasionalisme dan keislaman sangat dikait-kaitkan daam hal ini. Frasa yang selalu diulang-ulang adalah, “energi nuklir adalah satu-satunya pilihan terbaik ketika minyak kita habis 25 tahun lagi”, “AS dan Barat rnenghalang-halangi kita untuk menguasai teknologi nuklir karena mereka tidak ingin ada bangsa muslim yang independen,” atau “mereka tahu pasti bahwa kita tidak bemiat membuat senjata, tapi terus menghembuskan isu itu karena mereka tidak ingin bangsa Iran maju di bidang nuklir.”

Sosialisasi masalah ‘pentingnya nuklir bagi bangsa Iran’ sedemikian gencar dilakukan sampai ke sekolah-sekolah dasar sekalipun. Bahkan anak saya, yang masih TK, sudah hapal dengan yel-yel ‘wajib’ dalam masalah ini: enerji-e haste-i, haq-e musallam-e mast (energi nuklir, hak kita yang pasti). (Tentu saja, dia bertanya-tanya, apa itu energi, apa itu nuklir, dan bahkan, apa itu hak?). Sepertinya, sosialisasi nuklir ini jawaban atas salah satu rekomendasi yang diberikan The Heritage Foundation kepada Gedung Putih, yaitu to rally international support, for Iran ‘s democratic opposition.

Berhasilnya sosialisasi nuklir membuat langkah pemerintah Iran untuk berkeras kepala di hadapan tekanan Barat dalam melanjutkan proyek nuklirnya, mendapat dukungan menyeluruh dari berbagai lapisan masyarakat. Tidak ada satu kelompok pun, bahkan orang-orang reformis, yang berani bersuara ‘tidak.’ terhadap nuklir, karena pendapat seperti itu adalah pendapat yang sangat tidak populer, dan bagi mereka yang berkarir di bidang politik, bisa berarti ‘bunuh diri’ karena tidak akan mendapat simpati rakyat. Orang-orang Tehran, yang biasanya paling keras mengkritik pemerintah, dalam polling justru 98 persennya mendukung langkah pemerintah dalam masalah nuklir. “Israel dibolehkan memiliki senjata nuklir, mengapa kami yang hanya ingin memanfaatkan teknologi nuklir untuk memproduksi listrik dihalang-halangi?” kata seorang mahasiswa berambut gondrong dan klimis tanpa cambang-penampilan yang biasanya diidentikkan dengan ‘ketidaksetiaan pada nilai revolusi’.

Dukungan yang sedemikian luas dari rakyat inilah yang membuat banyak analis Barat yang mengemukakan bahwa serangan militer AS ke Iran tidak akan efektif. Antara lain, seperti kata Flynt Leverett, analis Timur Tengah yang pernah bekerja untuk National Security Council pada pemerintahan Bush, “Serangan militer terhadap Iran akan membangkitkan semangat perlawanan bangsa Iran terhadap AS dan meningkatkan dukungan terhadap rezim (pemerintah Islam -pen).” (*)

(dimuat di koran Padang Ekspress)